Kamis, 11 September 2008

Antara sepi,sedih,dan bahagia

Memandang wajahmu dari segenap jurusan…..
Aku menyaksikan waktu berjalan
Aku melihat waktu melaju
Aku merindui wajahmu….
Sore tadi aku berjalan,menunggu adzan magrib berkumandang
menunggu berbuka puasa
Sepi menjadi kaca,yang kulihat hanya sosokku…
hujan rintik-rintik berjatuhan dari dari langit
basuh jiwa yang sepi…damai..dan hampa
aku inginkan kamu,kamu tetap tak ada
sepi menjadi kaca……

Apa yang bisa dilakukan olehku
Bila setiap kata telah dilawan dengan Ketidakpedulian
Udara penuh rasa curiga.
Tegur sapa tanpa jaminan.

Embun didaun berkilat-kilat.
Suara udara adalah suara kesepian
Dan lalu muncul wajahmu.

Kamu menjadi makna.
Makna menjadi harapan.
Sebenarnya apakah harapanku

Harapan adalah karena aku berharap membelai rambutmu.
Harapan adalah karena aku akan tetap menulis sajak.
Harapan adalah karena aku akan menunggu
Aku tertawa……
Angin menyapu rambutku.
Aku terkenang kepada apa yang telah terjadi.

Dua tahun…Apakah aku bermimpi selama dua tahun
bermimpi…bermimpi memiliki kamu
Tersirat satu tanda tanya besar…..
Apakah aku pernah benar memiliki kamu???????
Tidak. Aku tidak sedih dan kesepian….
Dengan berteman anjing-anjing geladak dan kucing-kucing liar,
Aku bernyanyi menikmati hidup yang kelabu.

Yaaahhhh, mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku,
Dan sedih karena kita sudah terpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.

Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih?
Bahagia karena nafas mengalir dan jantung berdetak.
Sedih karena fikiran diliputi bayang-bayang.

Tidak ada komentar: